Kembali....

Sahabat, selamat berjumpa kembali. Setelah delapan hari mengunjungi saudara-saudari di negeri Panda, saya kembali ke rumah, Hong Kong. Delapan hari perjalanan yang sangat berkesan. Terutama melihat dan merasakan pengalaman iman dari saudara-saudari di sana. Maka, kembali ke rumah, saya merasa diberi kekuatan baru.

Saya bersyukur karena memiliki pengalaman indah selama delapan hari ini. Pesawat didelay, hujan, hanyalah bagian kecil warna pengalaman. Karena di samping itu juga tersaji senyum keramahan, sharing pengalaman, dan kesaksian hidup. Karena saya percaya bahwa setiap pengalaman, setiap perjumpaan, adalah sebuah pembelajaran. Tidak ada yang kebetulan. Itulah yang saya percayai. Tuhan telah mengatur segala sesuatu, tergantung saya mau diatur atau tidak. Kalau saya mau diatur, rencana Tuhan akan indah pada waktunya.
Bagaimana kalau pengalaman itu adalah pengalaman buruk? Pengalaman yang menyakitkan? Apakah ada yang bisa disyukuri? Apakah yang harus dibuat kalau yang terjadi adalah sesuatu yang buruk?

Petrus dan kawan-kawan
Kemarin ada cerita mengenai Petrus dan kawan-kawannya. Meraka selama tiga tahun berkelana dengan pengalaman baru. Kehadiran pemuda Nazareth yang bernama Yesus, telah mengubah hidup mereka. Ada banyak pengalaman indah mereka dapat. Berkelana bersama Yesus, bertemu dengan banyak orang, mendengar dan melihat berbagai peristiwa hebat, telah mengubah mereka.
Namun, setelah Yesus wafat dan dikabarkan bangkit kembali, para murid ini kembali ke kehidupan yang lama. Sebagian besar dari mereka adalah nelayan, maka mereka kembali ke laut untuk menangkap ikan. Petrus yang berinisiatif untuk melakukan itu. Mungkin mereka bingung dengan apa yang harus dilakukan, maka mereka melakukan apa yang bisa dilakukan. Keahlian mereka adalah menangkap ikan, maka mereka kembali menangkap ikan.
Sial bagi mereka. Semalam-malaman melaut mereka tidak menangkap ikan seekorpun. Sampai akhirnya ada 'pemuda' di pinggir danau meminta ikan. Karena mereka tidak mempunyai ikan, pemuda tersebut meminta agar mereka menebarkan jala di sebelah kanan. Meskipun sedikit ragu, mereka menurut juga. Setelah itu mereka menangkap banyak sekali ikan. Menurut data ada 153 ekor ikan.
Setelah itu mereka menyadari siapa yang datang. Karena menurut catatan Petrus tidak berpakaian, maka ia segera mengenakan pakaiannya dan segera meloncat ke danau untuk menemui Yesus.

Ikan bakar
Rupanya Yesus penggemar ikan bakar. Ketika para murid berhasil menghela jala ke daratan, Dia meminta mereka membawa beberapa ekor untuk dibakar. Yesus sudah menyiapkan api arang. Peristiwa ini bukan peristiwa biasa.
Pertama, Yesus sudah meninggal, dan kabarnya bangkit kembali. Tidak ada yang melihat, tetapi sudah banyak yang dijumpai. Maka diperlukan sebuah pembuktian bahwa Yesus benar-benar hidup kembali, dan yang duduk bersama mereka adalah Yesus. Satu buktinya adalah makan bersama. Karena hantu tidak berdaging, dan tentu saja tidak bisa makan.
Kedua, Yesus sangat mencintai para murid-Nya. Seharusnya tugas Yesus menyiapkan dan mendampingi para murid sudah selesai. Seharusnya Yesus bisa langsung kembali kepada Bapa-Nya. Tetapi Yesus masih menemani para murid. Rupanya para murid belum beanr-beanr siap untuk dilepaskan begitu saja. Maka Yesus menemani mereka denganenuh cinta.
Sarapan pagi dengan menu ikan bakar sangatlah istimewa. Tidak banyak dari kita yang melakukannya. Sebagai usaha Yesus untuk menyatakan diri kepada para murid bahwa Dia benar-benar hidup dan sebagai usaha untuk menunjukkan cinta.

Maria Magdalena
Kisah kedua yang patut kita simak adalah kisah Maria dari Magdala, atau Maria Magdalena. Ada banyak cerita yang berkembang mengenai perempuan ini. Ada yang bercerita bahwa dia dulu perempuan berdosa yang tertangkap zinah. Dia dulu yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal harganya. Dan masih banyak lagi.
Kebanyakan cerita kita peroleh dari sumber yang BUKAN KITAB SUCI. Sumber itu cerita dari mulut ke mulut, dari buku-buku lain yang berkisah mengenai perempuan ini.
Memang benar ada perempuan yang tertangkap zinah dan hendak dilempari batu, kemudian Yesus melepaskannya. Memang benar ada perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal harganya. Kitab Suci mencatat peristiwa itu, tetapi tidak menyebutkan bahwa dia adalah Maria Magdalena.
Ada sedikit catatan mengenai perempuan ini. Dulu Yesus pernah mengusir roh jahat dari dalam dirinya. Kemungkinan, karena pengaruh roh jahat itu hidup Maria Magdalena kurang baik. Tetapi ada baiknya kalau kita tidak berandai-andai atau menduga-duga. Baiklah kita cukup dengan data yang ada.
Data yang lain, yang tersaji bagi kita adalah, Maria Magdalena sangat mencintai Yesus. Dia setia kepada Yesus bahkan sampai di bawah kaki salin. Dia bersama Maria bunda Yesus, setia mengikuti Yesus sampai akhir. Dia juga setia mengunjungi Yesus di makam, dan mendapat kesempatan berjumpa dengan Yesus untuk yang pertama.
Bisa jadi Maria Magdalena hidupnya kurang baik, entah karena apa. Tetapi hidupnya sontak berubah setelah dia berjumpa dengan Yesus. Bahkan dia tidak kembali ke kehidupannya yang lama, meskipun Yesus wafat. Maria Magdalena sudah dibaharui, dan dia terus hidup dalam semangat baru. Pengalaman perjumpaan dengan Yesus telah mengubahnya.

Kembali...
Setiap perjalanan memiliki titik akhir. Sesampai di sana kita mesti pulang lagi. Ke rumah kita yang lama lagi. Setiap perjalanan menyuguhkan pengalaman tersendiri. Setiap pengalaman itu memperkaya dan memperbaharui hidup kita. Dan setiap kali kita kembali ke rumah kita yang lama, kita selalu memiliki pilihan, mau tetap seperti dulu, atau hidup dengan cara yang baru.
Seorang sahabat bertanya, "what comes after 'happily ever after."? Apakah yang akan muncul setelah kisah bahagia selamanya? Saya menjawabnya, kita memulai cerita yang baru. Mungkin dengan tantangan yang baru, dengan gejolak yang baru, tetapi pengalaman yang lampau pasti membantu kita untuk membuat cerita yang baru, yang lebih menarik, mungkin lebih bermutu.
Setalah perjumpaan kita dengan Yesus, dengan segala jatuh bangunnya, apakah yang akan kita lakukan? Setelah nanti kita kembali ke rumah? Setalah usaha kita bangkrut, setelah orang yang kita cintai ternyata tidak setia, setelah kawan seperjuangan menusuk kita dari belakang? Apakah yang mungkin akan kita lakukan tatkala kita kembali ke rumah? Adakah pengalaman mengikuti Yesus memberi daya untuk terus berjalan?
Menarik untuk menyimak kata-kata Petrus, "sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar." Mereka melihat dan mendengar kisah luar biasa mengenai Allah yang mencintai manusia sehabis-habisnya. Mereka juga berjuang, jatuh bangun untuk memahaminya. Setelah paham dan mengerti, hidup mereka sungguh diubah. Mereka tidak kembali lagi ke kehidupan yang lama, mereka hidup baru.

Hong Kong, 26 April 2014  




Comments

Popular Posts