Pemeriksaan Batin

Sahabat, salah satu hal yang penting dalam olah rohani adalah pemeriksaan batin secara teratur. Hal ini membuat olah rohani lancar dan jiwa senantiasa sadar akan apa yang terjadi. Berikut ini adalah catatan singkat mengenai pemeriksaan batin sebelum saya mengajak kalian untuk masuk lebih dalam ke dalam proses olah jiwa.
Semoga tulsian singkat di bawah ini berguna.
......


Pemeriksaan batin
Sahabat, salah satu sarana yang sangat baik untuk meningkatkan hidup rohani adalah melakukan pemeriksaan batin. Artinya ada dua hal yang mesti dipahami, pertama meningkatkan hidup rohani dan hal kedua adalah pemeriksaan batin. Ulah rohani ini membantu untuk tetap sadar dan terarah kepada tujuan, yaitu menjalin relasi yang erat mesra dengan Sang Kekasih.
Pertama adalah meningkatkan hidup rohani. Hal ini secara sederhana bisa kita bandingkan dengan mengolah hidup jasmani. Jikalau badan diolah denga olah raga teratur dan makanan yang sehat, demikian pula hidup rohani. Agar tetap sehat diperlukan ‘olah jiwa’ teratur dan memberinya makanan yang sehat.
Olah jiwa dan makanan jiwa yang sehat ada banyak macamnya. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan batin secara teratur. Seperti yang saya katakan di atas, pemeriksaan batin adalah langkah sederhana untuk tetap sadar dan menjaga langkah berada di jalur yang benar. Ada tiga bentuk pemeriksaan batin yang saya berikan di sini, untuk dipilih dan dilakukan. Mungkin ada bentuk yang lain yang lebih cocok bagi Anda, itu tidak menjadi soal, itu hanya akan memperkaya khasanah kita akan pemeriksaan batin. Tiga bentuk yang saya tawarkan di sini adalah bentuk yang sederhana yang umum dilakukan.

Bentuk pertama: pemeriksaan batin dengan menggunakan kelima indera.
Pemeriksaan batin dengan metode ini paling baik dilakukan pada akhir hari sebelum beristirahat.  Dengan mempergunakan indera kita mencoba melihat kembali setiap pengalaman selama satu hari untuk menangkap kerja Allah dalam hidup. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
Indera penglihatan.
Menggunakan indera penglihatan kita bertanya kepada diri sendiri, “selama satu hari ini apa sajakah yang sudah aku lihat?”  Lebih lanjut, apakah kita menemukan gambaran Allah dari berbagai hal yang kita loihat? Misalnya keindahan-keindahan dari hal-hal kecil yang selama ini tidak tertangkap. Merenungkan dan merefleksikan apa saja yang kita lihat, pertama-tama bukan hanya hasil penglihatan mata lahir, tetapi lebih-lebih dari apa yang kita lihat secara batin.
Indera pendengaran.
Hal kedua adalah mengolah apa saja yang kita dengar selama satu hari ini. Apa yang Allah katakana kepadaku lewat pemngalaman-pengalaman harian. Seperti halnya penglihatan, pada tahap inipun yang kita andalkan adalah pendengaran batin. Suara Allah bisa muncul dari dua sumber. Pertama dari luar diri sendiri. Dan yang kedua adalah  suara yang muncul dari dalam hati. Apakah yang Allah katakan kepada kita dalam sehari ini. Apakah kita sudah mendengarkan-Nya atau sebaliknya mengabaikan-Nya.
Indera peraba
Hal ketiga adalah menggunakan indera peraba. Sentuhan apakah yang sudah kita alami dalam hari ini. Juga sebaliknya, apa sajakah yang sudah kita sentuh selama hari ini. Apakah yang kita rasakan? Adakah kita merasakan kehadiran Tuhan di sana?
Indera pencecap
Hal keempat adalah menggunakan indera pencecap. Secara lahiriah indera pencecap adalah lidah. Dalam pemeriksaan batin, fungsi lidah digantikan oleh hati. Apa sajakah yang kita rasakan dalam sehari ini. Hal-hal manis, pahit, kecut, asin, dalam pengalaman sehari tadi.
Indera penciuman
Hal kelima adalah menggunakan indera penciuman untuk merasakan kehadiran Allah. Selama sehari ini kita mencium apa? Adakah aroma-aroma yang memancarkan kehadiran Allah. Entah dalam bau kepahitan dan kegetiran hati atau bau harum semerbak. Penting sekali untuk sungguh peka untuk menemukan sumber bau tersebut.
Kesimpulan
Setelah lima langkah tadi kita jalankan, sangat baik kalau kita membuat catatan singkat semacam rangkuman. Catatan-catatan itu sangat penting untuk bisa melihat ‘benang merah’ karya Allah dalam hidup kita dari hari ke hari.

Bentuk kedua : pemeriksaan batin seturut ajaran St. Ignatius Loyola.
Metode ini biasa dilakukan pada saat melakukan latihan rohani 30 hari. Pemeriksaan batin dilakukan sebanyak tiga kali dalam sehari. Pemeriksaan batin pertama dilakukan sesudah bangun tidur. Pemeriksaan di sini lebih tepat sebagai memusatkan rencana-rencana dalam satu hari ini.
Pemeriksaan kedua dilakukan sesudah makan siang. Caranya melihat dari jam ke jam dari sesudah bangun tidur. Sedapat mungkin hasil pemeriksaan itu dicatat dan diberi tanda.
Pemeriksaan batin yang ketiga dilakukan sesudah makan malam. Caranya sama dengan yang dilakukan sebelumnya. Melakukan pemeriksaan batin dari jam ke jam mulai dari sesudah makan siang sampai saat melakukan pemeriksaan lagi. Perhatian kita terarah kepada pelanggaran yang terulang. Sama seperti yang dilakukan pada pemeriksaan batin pada siang hari, semua yang terjadi dicatat dan diberi tanda.
Setelah melakukan pemeriksaan batin ketiga, langkah selanjutnya adalah membuat niat-niat. Hal ini dilakukan sebelum berangkat tidur. Yaitu rencana yang akan dilakukan pada keesokan harinya untuk memperbaiki apa yang kurang pada hari ini. Niat ini diteguhkan kembali pada saat membuat pemeriksaan batin pertama pada saat bangun tidur.

Bentuk ketiga : pemeriksaan batin dalam doa malam.
Metode ini biasa dilakukan oleh mereka yang terbiasa melakukan ibadat malam atau ibadat penutup hari. Pemeriksaan batin di sini berarti melihat pengalaman seluruh hari dan ditutup dengan doa tobat. Biasanya pemeriksaan batin ini dilakukan kurang maksimal karena terlalu sebentar. Maka kalau hendak melakukan pemeriksaan batin dengan metode ini, dibutuhkan waktu yang lebih lama.
Saya mengusulkan tiga tahap pemeriksaan. Pertama, apakah dalam satu hari itu ada perbuatan-perbuatanku yang melanggar kasih Tuhan, yang merugikan orang lain. Kedua, apakah ada perkataan-perkataanku yang menyakiti hati Tuhan dan sesama. Ketiga, adakah pemikiran-pemikiranku yang melenceng dari kasih Allah.
Selesai melakukan pemeriksaan batin didoakan doa tobat. Selanjutnya mendoakan Mazmur atau doa pribadi yang cocok. Sangat baik jika pemeriksaan batin ini juga dilengkapi dengan pemeriksaan rahmat Allah. Yaitu usaha melihat rahmat Allah yang telah diberikan dalam satu hari ini. Bandingkan bentuk pertama pemeriksaan batin yang saya usulkan di atas. Sehingga ada keseimbangan antara kekurangan pribadi kita dan rahmat yang telah kita terima.

Comments

Popular Posts