HELGA’S (Mixed Grain)

Ini adalah jenis roti tawar khas Australia yang biasa menemani sarapan pagi kami. Sungguh berbeda dengan roti tawar yang biasa saya makan sewaktu di Indonesia. Yang ini lebih padat, ada campuran buah kecil-kecil, lebih a lot, dan yang pasti membutuhkan banyak tenaga saat memakannya, karena mesti dikunyah sangat lama.
Saya bayangkan jika saya tidak mengunyah roti tersebut, melainkan langsung menelannya. Pasti saya tidak akan merasakan lezatnya. Tenggorokkan pun pasti terasa sakit saat menelannya, karena harus dilewati benda padat. Dan yang pasti, roti itu tidak berdaya guna bagi tubuh saya, tidak menyehatkan. Bahkan membuat kenyang pun tidak. Sungguhlah penting mengunyahnya.

Agar roti tawar itu keluar rasa lezatnya, ia mesti dikunyah. Jika tidak percaya, ambillah sepotong roti tawar dan kunyahlah cukup lama. Lama kelamaan roti itu akan terasa manis. Perpaduan kelenjar ludah dan roti itu sendiri mengeluarkan rasa manis. Kedua, dengan mengunyahnya, roti atau makanan lain menjadi lembut sehingga mudah diserap oleh tubuh sebagai sumber tenaga yang menyehatkan.
Mengunyah itu mirip sekali dengan merenung (bukan melamun). Bahkan dalam bahasa Ibrani, kata yang berarti mengunyah sama dengan kata yang berarti merenung, yaitu hagah.
Seperti halnya mengunyah yang berarti menggigit pelan-pelan, berulang-ulang hingga barang yang keras menjadi lembut, demikian juga merenung. Merenung berarti ‘menggigit’ berulang-ulang, pelan-pelan hingga peristiwa hidup atau Sabda Tuhan, yang keras dan alot menjadi lembut.
Kejadian yang menyesakkan, menyakitkan, tidak enak; akan terasa manis jika terus dikunyah, digigit pelan-pelan, baru ditelan. Ketika sebuah peristiwa langsung ‘kita telan’ tanpa mengunyahnya terlebih dahulu, peristiwa itu akan membuat kita sakit. Ia tidak akan terasa manis dan lezat, bahkan ia juga akan merusak tenggorokan kehidupan kita.
Banyak peristiwa hidup yang tidak bisa kita pahami maknanya tatkala mengalami. Membiarkan peristiwa itu mengendap dalam diri, menyimpan dalam hati, dan mulai merenungkan pelan-pelan adalah langkah yang bijaksana. Seperti makanan, tidak semua jenis membutuhkan waktu yang sama untuk mengunyah, demikian juga hidup. Ada peristiwa yang dengan mudah kita telan dan kita temukan maknanya, namun ada peristiwa yang membutuhkan banyak tenaga guna meraih makna di dalamnya.
Sayang banyak orang enggan lagi mengunyah. Semakin banyak orang ingin sesuatu yang cepat. Ingin langsung menelan setiap peristiwa hidup. Mereka tidak mau bersusah-susah mengunyah untuk mendapatkan rasa manis dari roti tawar, mereka lebih suka memilih langsung makan roti manis.
Dalam kehidupan terkadang kita tidak bisa memilih, karena yang tersaji hanyalah roti tawar yang keras dan alot. Mengunyahnya dengan perlahan akan menghasilkan rasa manis yang bermanfaat bagi tubuh. Mengunyah peristiwa kehidupan yang keras akan bermanfaat bagi hidup. Merenungkan setiap peristiwa, berita, dan kata yang hadir dalam hidup akan memberi nilai tambah yang menyuburkan bagi kehidupan bersama.
Kita baru saja memasuki tahun yang baru. Semoga tiap peristiwa tidak lewat begitu saja. Duduk sejenak, dan mengunyahnya dengan perlahan akan menyehatkan kehidupan kita. Selamat mengunyah peristiwa kehidupan dan memperoleh rasa manis di dalamnya.
Tuhan memberkati.


Comments

Popular Posts