Think Global Shop Local

Slogan di atas sempat membuat saya bingung. Karena slogan yang biasa saya baca adalah think global act local. Lha ini yang local shop, bukan act. Memang dunia bisnis itu bisa-bisa saja, pikirku.
Karena setiap kali bepergian selalu melewati spanduk dengan slogan think global shop local, mau tidak mau pikiran saya juga terpengaruh. Setelah memahami saya menjadi tertawa geli. Inilah orang-orang yang cinta mati produk sendiri.

Meski sedikit, biasa-biasa saja, tetapi buatan sendiri, milik sendiri. Bangga menjadi diri sendiri, itu intinya. Saya belum lama tinggal di negeri orang, dan semakin menyadari betapa kayanya bangsa kita itu. Mulai dari makanan hingga pemikiran, dari karya seni hingga pola pengungkapan diri.
Dunia kita dipenuhi dengan sajian ayam cap Amerika, entah dari California atau dari Kentucky, tetapi lihatlah aneka makanan dari ayam di negeri kita. Amat sangat banyak ragamnya, rasanya, penyajiannya, dan kualitasnya sangat bagus. Sayang bahwa banyak dari kita lebih bangga kalau makan di gerai makan yang berlabel luar negeri dari pada di warung-warung makan sendiri. Slogan think global shop local harus digalakkan di kalangan muda (mungkin juga kalangan tua dan anak-anak) kita.
Beberapa hari yang lalu saya melihat-lihat celana olah raga di sebuah toko di Melbourne. Betapa terkejutnya saya ketika melihat bahwa celana itu made in Indonesia. Saya sampai terdiam, karena teringat teman-teman muda saya yang sangat fanatik dengan merk-merk luar negeri, lha ini celana buatan negeri kita dijual di sini.
Bangga dengan produk dalam negeri, buatan kita sendiri sama artinya dengan bangga akan diri sendiri. Mereka yang mendengungkan slogan think global shop local itu sadar bahwa kebanggaan itu datang dari diri sendiri, bukan dari orang lain.



Comments

Popular Posts