Dua Ibu

Ketika sedang menulis renungan ini, pikiran saya dipenuhi bayangan mengenai sosok dua ibu. Ibu Prita Mulyasari dan Ibu dari kota Siro Fenisia. Mungkin saat Anda membaca renunagn ini, peristiwa itu sudah banyak dilupakan orang. Baiklah jika saya menuliskan secara singkat peristiwa yang terjadi agar Anda memahami kegelisahan saya.
Ibu Prita dituntut ke pengadilan karena pernah mengelu kepada beberapa temannya melalui email karena perlakuan yang ia terima dari sebuah rumah sakit. Ada temannya yang menyebarkan emailnya itu di milist-milist. Akhirnya pihak rumah sakit merasa nama baiknya dicemarkan, dokter yang menangani Prita waktu itu juga merasa dicemarkan. Mereka lapor polisi dan menuntut prita di pengadilan.

Akhirnya pengadilan menjatuhkan hukuman kepada Prita. Ia mesti membayar denda sebesar 204 juta rupiah. Jumlah itu sangat besar untuk ukuran keluarga Prita, tetapi itu jauh lebih kecil dari pada tuntutan semua yang sebesar 300 milyar rupiah. Sebuah keputusan yang bagi saya sangat menyesakkan akal budi dan hati nurani.
Yang menarik dari peristiwa itu adalah munculnya kelompok-kelompok yang mendukung Prita. Ada yang mendirikan posko koin. Mereka mengumpulkan koin untuk membantu Prita. Tentu dibutuhkan koin yang sangat banyak.
Peristiwa itu mengguratkan satu hal bagi saya. Seseorang mesti berani memperjuangkan dirinya kalau memang dia benar. Seseorang tidak boleh takut memperjuangkan sesuatu yang benar, meskipun halangannya juga besar. Akan ada banyak penolong jika kita sungguh berjuang menegakkan kebenaran, meskipun orang yang membenci kebenaran juga akan berjuang memberangus kebenaran.
Tidak kenal lelah, tidak kenal pantang menyerah. Itu semangat yang dikobarkan Ibu Prita. Dia hanya ibu rumah tangga biasa yang mesti menghadapi tuntutan hokum, yang seringkali tidak berpihak kepada orang kecil.
Perjuangan Prita itu seperti perempuan SiroFenisia yang tidak kenal lelah berjuang supaya Yesus mau berbelaskasihan. Ia tidak mundur meskipun ditolak dan direndahkan. Ibu dari Siro Fenisia itu terus berjuang karena ia tahu, Yesuslah satu-satunya harapan yang selama ini ia cari. Ia tidak mau melepaskan lagi. Anaknya sudah lama menderita dan ia tahu Yesus bisa melepaskan penderitaan puterinya.
Perjuangan Ibu Prita mendapat simpati dari banyak orang. Perjuangan ibu dari Siro Fenisia itu akhirnya mampu meluluhkan hati Yesus. Mari kita teladan semangat dua orang ibu ini dalam memperjuangan sesuatu yang benar.


Comments

Popular Posts