ROHIMIN

Injil Yohanes 14:7-14 (Bacaan 9 Mei)
14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."
14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."
14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;
14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.
14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Renungan
Rohimin

Seorang teman berkisah mengenai Rohimin. Sekilas tidak ada yang istimewa, selain penampilannya yang tampak jauh lebih tua dari umurnya. Badan kurus, agak bungkuk, berwajah tirus dengan sebagian besar rambutnya yang telah memutih. Ternyata di balik penampilannya itu, Rohimin menyimpan kisah pilu. Pada umur 10 tahun Rohimin telah ditinggalkan kedua orangtuanya. Mulailah ia ikut orang. Dari sana ia menjajal bangku sekolah. Tapi malang nasibnya, ia harus mentok sampai kelas 4 SD saja. Berhenti sekolah, karena tidak kuat membiayai.
Setelah tidak mampu melanjutkan sekolah Rohimin mulai bekerja. Pertama-tama ikut sebuah pabrik pengolahan plastik. Meski ia tida suka bekerja di sana toh ia bertahan cukup lama. Setelah benar-benar tidak tahan dengan kondisi kerjanya, bapak delapan anak ini memutuskan keluar dan bekerja sebagai tukang penghantar es balok. Selain itu ia juga berjualan jajanan dan es untuk menambah penghasilan. Tekadnya hanya satu, seluruh anaknya mesti sekolah dan jangan sampai memiliki nasib seperti dirinya.
Ia bekerja keras, namun tak lupa memohon kepada Tuhan. Berkat usaha dan doanya yang keras seluruh anaknya mampu mengenyam pendidikan sampai setingkat SMA. Ada dari mereka yang sudah menikah atau melanjutkan pendidikan sambil bekerja. Bahkan ada yang mendapat beasiswa pendidikan dari seorang warga Jerman.
Setiap orang sebenarnya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Hanya usaha dan kemauan yang keras serta penyerahan diri kepada Tuhan yang membedakannya. Yesus mengatakan: “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya”. Apakah kita sudah berani meminta kepada-Nya. Apakah permintaan kita itu sudah diimbangi dengan usaha yang keras, niat yang kuat dan semangat yang membara untuk tidak menyerah.
Hidup semakin lama semakin sulit. Namun itu bukan alasan untuk menyerah. Bahkan it menjadi alasan untuk bekerja semakin keras, dan berpasrah kepada Tuhan semakin besar. Tuhan hadir dalam setiap usaha kita kalau kita memintanya. “Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya”. Mari kita meminta dan berusaha dalam nama-Nya. (uls)


Comments

Popular Posts